Tahunan-LPM Burs@ Lembaga Kajian Ilmu Falak melaksanakan kegiatan peneropongan fenomena Hari Tanpa Bayangan di lapangan utama kampus Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara pada Senin (10/10).
Kegiatan tersebut dipimpin oleh Bapak Hudi selaku dosen mata kuliah Ilmu Falak, serta diikuti oleh mahasiswa dari Unit Kegiatan Khusus (UKK) Lembaga Kajian Ilmu Falak dan beberapa mahasiswa Unisnu Jepara.
Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Indonesia sendiri berlangsung pada tanggal 7-20 Oktober, dan pada tanggal 10 Oktober terjadi di Kabupaten Jepara. Hari Tanpa Bayangan adalah fenomena alam umum yang disebabkan matahari melewati garis khatulistiwa dan akan terjadi kulminasi. Terjadinya kulminasi, lintasan harian semu matahari, sama dengan nilai koordinat area atau garis lintang lokasi.
Pada hari ini orbit semu matahari atau deklinasi matahari adalah -6,6 derajat, dan koordinat kota Jepara adalah -6,6 derajat. Hal ini membuat matahari tepat berada di atas Kota Jepara, sehingga menyebabkan Hari Tanpa bayangan. Demikian juga di daerah lain ketika deklinasi matahari bertepatan dengan garis lintangnya, maka terjadi Hari Tanpa Bayangan.
"Di Jepara sendiri, Hari Tanpa Bayangan terjadi pada pukul 11:25 WIB, sehingga semua benda yang terkena matahari tidak memiliki bayangan sehingga tegak lurus". Ucap Hudi, Dosen Ilmu Falak Unisnu Jepara.
Cara mengetahuinyapun sederhana, cukup meletakkan benda tegak seperti botol disatu tempat rata dan menunggu waktu yang ditentukan.
(AIS/RHZ LPM BURS@)
0 Comments