Assalamualaikum wr.wb.
Kepada YTH. Rektor INISNU Jepara, Pembantu Rektor, Dekan F Syariah, Para Dosen, Presiden BEM I, Sahabat-Sahabati para Tamu undangan yang saya banggakan
Pertama-tama, marilah ita panjatkan Puja puji Syukur kita kepada Allah SWT. Yang atas segala Rahmat-Nya kita dapat berkumpul di majlis yang sangat di banggakan Allah, yakni Majlis Ilmu.
Yang kedua, Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada beliau Nabi agung Besar Muhammad SAW. Sang Lentera Jagad.
Hadirin Tamu Undangan, Pemateri, dan Sahabat-sahabati yang saya hormati
Dalam kesempatan kali ini kami selaku Team Redaktur BURSA kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua fihak yang membantu dalam upaya penerbitan BURSA EDISI VII/februari/2008 kali ini. Kami hanya bisa berucap Jazakumullah khoiron Jaza’.
Sahabat/I yang dimuliakan Allah.
Pada dasarnya dunia pers merupakan cermin dari kehidupan sosial yang melingkupinya, tidak terkecuali Pers Mahasiswa dan Kampus yang melingkupinya. Dengan demikian, Majalah Bursa yang ada di tangan Pembaca saat ini merupakan cermin dari dinamika intelektual di Kampus tercinta kita ini. Terbitnya Majalah Bursa merupakan bukti bahwa dunia pergulatan intelektual masih bernyawa, meskipun dengan segala keterbatasannya.
Kami menyadari, Sebagai Lembaga Pers Mahasiswa, BURSA membawa beban berat untuk menunjukkan eksistensinya dengan terus berkarya. Merujuk pada nama, “Pers Mahasiswa” atau “Persma” merupakan entitas–sintetis dari dua subyek yang sama-sama potensial dan berat; yang satu Pers dan yang satu lagi Mahasiswa. Sebagai Pers, BURSA dituntut mampu menjalankan fungsi-fungsinya secara konsekuen dan independen. Sedangkan sebagai Mahasiswa, ia dituntut sebagai pelopor perubahan dan pemecah kebekuan. Maka ketika kedua entitas ini digabungkan, betapa agung dan berat nama itu.
Dengan beban berat tersebut, meskipun jalan kami tertatih-tatih menerjang badai hedonisme dan materialisme, BURSA bertekat untuk terus berjalan dan berbenah dengan segala keterbatasannya. Tujuh tahun sudah bursa hadir mewarnai dinamika pergulatan intelektual di INISNU Jepara berdampingan dengan insan-insan pers mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada.
Alhamdulillah, di umurnya yang keempat yaitu pada tanggal 9 Juni 2006, Bursa resmi menjadi UKK dengan diterbitkannya SK dari Dekan Fakultas Syari’ah nomor 02.E.FS.INISNU/VI/S2008. Ditahun berikutnya, tepatnya 10 Agustus 2007 dengan segala daya yang dimiliki akhirnya Pusat ISDS (International Serial Data System) untuk Indonesia yang berpusat di Paris memberikan ISSN (International Standard Serial Number) kepada Majalah Bursa dengan nomor 1978-7782. Apa yang telah didapatkan tersebut tentunya tidak terlepas dari dorongan dan semangat dari para pecinta dunia tulis di INISNU ini.
Sahabat/I yang dimulyakan Allah
UU No. 2 Tahun 1989 menyebutkan “Dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pengembangan ilmu Pengetahuan pada Perguruan Tinggi berlaku kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan”. Perguruan Tinggi (PT) dalam menjalankan tugasnya di masyarakat mempunyai tanggung jawab yang tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Dharma Pendidikan dan Pengajaran, Dharma Penelitian, dan Dharma Pengabdian Masyarakat.
Merupakan satu fenomena yang perlu kita kaji bersama berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Indonesia. Perguruan Tinggi yang maju, cenderung terjebak untuk mengembangkan Dharma Pendidikan dan Pengajaran serta Dharma Penelitian saja, sedangkan sisi sosial atau pengabdian Masyarakat yang juga menjadi tugasnya kurang mendapat perhatian.
Sangat berbeda dengan Perguruan Tinggi-Perguruan Tinggi yang masih berkembang semisal INISNU kita ini, pada wilayah Dharma Pengabdian masyarakat kita bisa lebih baik. Hal ini karena secara geografis dan emosional kita lebih dekat dengan masyarakat. Sedangkan Dharma Pendidikan dan Pengajaran kita kurang maksimal, hal ini dapat kita rasakan keringnya nuansa akademik dan intelektual di kampus kita ini.
Yang lebih memprihatinkan lagi adalah pada wilayah Dharma Penelitian. Para Dosen kita lebih memilih sibuk mengajar di banyak tempat daripada melakukan penelitian untuk mengembangkan disiplin ilmunya karena penelitian dinilai lebih merepotkan. Dengan demikian BPI atau Badan Penelitian INISNU diharapkan bisa lebih maksimal menjalankan fungsinya. Di sisi lain, mata kuliah penelitian perlu di tingkatkan dan diperhatikan agar pembelajaran Mata Kuliah Penelitian, benar-benar bisa membekali Mahasiswa untuk menunjang keilmuannya. Penelitian adalah satu disiplin ilmu yang sangat penting karena penelitian merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, metodologi, atau informasi baru yang memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian.
Memang harus diakui secara nasional Indonesia sangat miskin Peneliti, kita masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini tercermin pada rendahnya Dosen yang mempunyai kemampuan dibidang penelitian sebagaimana dilansir olah KOMPAS, Rabu 23 Januari 2008. Dari 180.000 Dosen di Indonesia, hanya 2000 atau 1,1 persen saja yang mampu meneliti secara layak. Imbas dari ini adalah rendahnya kontribusi Indonesia dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan.
Penelitian yang rendah itu berujung pada rendahnya publikasi ilmiah dari dosen Indonesia di Jurnal Internasional. Pikiran Rakyat edisi 5 Pebruari 2008 mengatakan, Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, jumlah publikasi Indonesia sangat sedikit. Data LIPI menyebutkan, pada 2004 publikasi ilmiah di Indonesia hanya 371, sedangkan Malaysia menghasilkan 700 publikasi ilmiah, Thailand 2.125, dan Singapura 3.086. Sementara itu, dari jumlah penelitian yang dipatenkan di Amerika pada 2006, Indonesia dengan angka 43 berada di bawah Malaysia, Thailand, dan Filipina, yang masing-masing mematenkan 694, 164, dan 145 publikasi ilmiah.
Data dari banyak penerbit Internasional menyebutkan kontribusi Indonesia pada Jurnal Internasional hanya 0,012 persen. Kontribusi itu lebih rendah dari Nepal yang mampu menyumbang 0,014 persen. Padahal, Nepal negaranya lebih kecil dan kalah maju dibandingkan dengan Indonesia. Apalagi jika dibanding dengan Singapura, Negara kita kalah jauh, Singapura menyumbang 0,179 persen bagi Jurnal Internasional. Padahal dana untuk penelitian di Indonesia cukup tinggi, dari Dikti untuk tahun 2007 kemarin mencapai Rp. 240 miliyar.
Sementara disisi lain, masih dari sumber yang sama tahun 2006, 70% Desertasi S2 Mahasiswa Indonesia, tidak memenuhi standar karya Ilmiah. Jika demikian, berapa persen skripsi mahasiswa S1 yang memenuhi standar ilmiah? Kenyataan-kenyataan diatas merupakan tantangan yang harus kita jawab saat ini. Semua pihak yang terkait harus segera merefleksi diri untuk kemudian bersama-sama melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara maksimal dan seimbang.
Sahabat-sahabati yang berbahagia
Melihat data yang dipaparkan oleh Kompas dan Pikiran Rakyat di atas, maka sangat relefan baik dari sisi data nasional maupun kenyataan di kampus INISNU ini, jika kami dari Team Redaksi mengatakan pada Salam Redaksi BURSA Edisi kali ini bahwa “Berburu Tulisan adalah seperti berburu mutiara di kampus ini, baik itu kepada mahasiswa maupun kepada Dosen yang menjadi panutan kita“. Lemahnya penelitian berarti lemahnya karya ilmiah, artinya dunia kepenulisan mengidap penyakit kurus yang akut.
Kami menyadari bahwa LPM BURSA yang baru berumur sekitar 2 tahun sebagai UKK, masih banyak kekurangan. Kami masih harus berbenah di berbagai bidang, terutama pengkaderan dan pendanaan. Di wilayah pendanaan jelas kami masih jauh dari cukup, karena hanya untuk sekali terbit kami minimal membutuhkan dana Rp. 2.250.000,- sementara BURSA terbit dua kali dalam setahun. Itu belum termasuk dana untuk operasional organisasi dan pengkaderan. Padahal dana dari Kampus hanya Rp. .......................... pertahun. Untuk menutupi kekurangan tersebut, kami harus bekerja keras menggali dana untuk penerbitan, dan jika tidak ada dana, maka tertundanya penerbitan adalah sebuah keniscayaan. Namun semua itu tidak memupuskan semangat kami untuk terus berproses. Bukti semangat kami adalah Majalah BURSA yang ada di tangan Sahabat/i saat ini.
Sahabat/i yang saya hormati
Malalui acara Bedah BURSA ini kami mengajak kepada seluruh Mahasiswa INISNU Jepara untuk lebih produktif dalam berkarya. karena salah satu fungsi Majalah BURSA adalah sebagai media Publikasi ilmiah.
LPM BURSA sebagai UKK Fakultas Syari’ah sangat terbuka bagi Sahabat/i dari Fakultas lain untuk bergabung dan belajar bersama kami. Dengan belajar Jurnalistik di kampus, kita akan mempunyai bidang keilmuan jurnalistik yang tidak bisa kita dapatkan dari bangku kuliah yang mana keilmuan tersebut akan sangat bermanfaat untuk menunjang proses akademik kita. Harapan kami LPM BURSA benar-benar menjadi laboratorium intelektual yang akan menghasilkan alumni-alumni yang berkualitas dibidang jurnalistik dan siap secara mental maupun spiritual untuk terjun di masyarakat.
Sahabat/i yang saya hormati
Sebelum kami akhiri sambutan kami, kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada YAPTINU. KH. Sahal Mahfud, selaku Rektor INISNU Jepara, Para Pembantu Rektor INISNU Jepara, Dekan Fakultas Syari’ah INISNU Jepara, Tenaga Ahli LPM BURSA, Seluruh jajaran Redaktur LPM BURSA, BEM I INISNU Jepara dan seluruh UKM UKK INISNU Jepara yang tidak bisa kami sebut satu persatu, seluruh Mahasiswa INISNU Jepara.
Di akhir sambutan ini kami memohon maaf jika dalam proses penerbitan Majalah BURSA kali ini terdapat kesalahan yang kami perbuat, baik secara institusi maupun pribadi. saran dan kritik yang bersifat membangun kami tunggu dari semua fihak. Ahirnya “BURSA sebagai Media Transformasi Wacana harus berjaya“.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Jepara, 13 Maret 2008
Atas nama LPM BURSA
M. ALI BURHAN
Pimpinan Umum 2004-2006
* Disampaikan dalam sambutan Bedah BURSA edisi VII/Februari/2008 di Micro Theaching INISNU Jepara.
0 Comments